Assalamu’alaikum….
Hello…hello…hello….
Si mpunya blog nongol lagi,. Kali
ini mau share ilmu yang didapat dari kegiatan Sharing Psikolog SBK Rumah
Melati.. ya walaupun pernah dengar dari kursi kuliahan, ya tetap aja namanya
ilmu pasti bermanfaat kan. Iya kan, bener kan, bener dong..
Ibarat pisau kalau nggak pernah
diasah bakalan tumpul itu pisau.. makannya hal-hal seperti ini musti kudu wajib
diikutin, apalagi kalau gretongan..hhee
Kegiatan-kegiatan seperti ini sudah diagendakan
rutin oleh sekolah ini, biar ilmu guru dan orang tua murid bertambah dan tak
lekang oleh waktu..
Ok lanjut cuss ke apa sih isi
dari kegiatan ini. Tema kegiatan ini adalah “Peran Orangtua dalam Keberhasilan
Anak Berkebutuhan Khusus”. Why the theme is about parents?
It’s because not easy be parents
of a child with special need..
Ya, saya akui… it’s very very very not easy.. be a
teacher of child with special need, which we be there, teach in a while time,
it’s not easy.. how with longer time which parents have??
Anak hanya sekolah atau terapi
beberapa jam, sedangkan waktu terlamanya ada saat mereka bersama orangtua di
rumah..
Just remembering, sebagian besar
waktu anak (ABK) bukanlah di sekolah, tetapi di lingkungan rumah. Coba aja
diingat berapa lama sih anak bersekolah (sekolah yang bukan pake asrama segala
ya), paling 3 sampai 7 atau 8 jam. Itu kalau weekday, kalau weekend?? Nah
berapa tuh sisa waktunya??? Uuaaakeehhh kan…
Bukannya saya mau menyalahkan
orangtua yang memiliki ekspektasi keberhasilan anak ABKnya kepada pihak
sekolah. Bukan itu, tetapi ekspektasi itu sebaiknya didampingi dengan
keterlibatan orangtua pada proses perkembangan anak. Ayah dan Ibu harus kompak untuk keberhasilan anak. Jangan hanya ibunya saja yang berusaha keras sedangkan ayahnya 'masa bodoh' dengan kondisi anak.
Naaahhhh….. bagaimana caranya
agar waktu yang banyak ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi keberhasilan
anak berkebutuhan khusus…
The first time, sebagai orangtua.
Kita harus bisa menerima kondisi dari anak kita.. Menerima kondisi anak tidak sama artinya dengan 'PASRAH', tetapi bagaimana menerima kondisi anak dan mengoptimalkan kondisi (bakat dan potensi) anak. Memang bukan hal yang mudah untuk melakukannya, sulit bukan berarti 'tidak bisa'. Saya sudah bertemu dengan orang tua yang survive dengan anak berkebutuhan khususnya. Ayah dan Ibunya selalu kompak untuk 'mendidik' anak. Ini orangtua yang hebat untuk anak yang hebat pula. saya berharap orangtua di SBK Rumah Melati juga demikian. ok.. kembali lagi ke pembahasan Anak Berkebutuhan khusus, pada tulisan sebelumnya saya
pernah menginformasikan tentang keragaman Anak Berkebutuhan Khusus. Jadi silahkan di cek dan dibaca kembali :)
ok,, kategori dari anak
berkebutuhan khusus itu sangat beragam. Ada beragam kategori, dan beragam pula
cara penenganannya. Tetapi saya hanya akan mengutip kurang lebih dua kategori
yang individunya banyak terdapat di SBK Rumah Melati.
Yang pertama adalah anak dengan
autism. Autism adalah sebuah gangguan “triple” yaitu gangguan perilaku,
komunikasi, dan sosialisasi. Anak dengan autism memiliki gangguan-gangguan pada
aspek tersebut. Autisme beragam tingkatannya. Karena autisme atau istilahnya
autism spectrum disorder. Spectrum disini menunjukkan adanya rentang keadaan (kalau spektrum cahaya –
kayak pelangi tuh kan ada cahaya yang terbagi-bagi ada range frekuensi
cahayanya). Ya, autism itu ada range – rentangnya, mulai dari yang ringan
sampai yang berat. Ada anak dengan autisme yang banyak flapping ada pula yang
sudah jarang flapping. Ada yang suka teriak-teriak atau tertawa-tertawa “aktif”,
ada pula yang “anteng –pasif”. Autism, tetapi tingkatan kondisinya berbeda-beda.
Memanglah sangat beragam, walau sama-sama didiagnosis autism, tapi kondisi keautisannya
berbeda-beda.
Hal yang saya sarankan pertama
kali untuk anak dengan autism adalah dengan “diet”. Untuk diet anak dengan autism
dapat dilihat di postingan saya sebelumnya, apa? Kenapa? Bagaimana? Diet untuk autism.
http://unimyspecialworld.blogspot.co.id/2015/02/diet-untuk-anak-dengan-autisme.html
Yang kedua adalah anak dengan
hambatan intelektual atau yang biasa disebut tunagrahita. Di dalamnya termasuk
anak dengan down syndrome. Tunagrahita juga ada tingkatannya seperti
tunagrahita ringan, sedang dan berat (dikatergorikan sesuai dengan IQ, biasanya
untuk tunagrahita IQ dibawah 70). Ada juga yang “nyrempet-nyrempet” atau saya
kadang diibaratkan “abu-abu”, itu adalah slow learner (di bawah IQ normal ’90 dan
di atas IQ 70). Untuk anak dengan hambatan intelektual, sulit untuk ‘memaksakan’
dia mengejar akademik seperti pelajaran akademik anak reguler.
Nah the second times adalah bagaimana
kita dapat memaksimalkan segala potensi dan kemampuan anak-anak berkebutuhan
khusus ini, agar ia dapat mandiri bahkan berprestasi. Untuk orang tua
disarankan agar mengikuti atau masuk ke dalam suatu komunitas orang tua dengan
anak berkebutuhan khusus yang berkategori sama. Kenapa? Banyak sekali
manfaatnya.. contohnya kita dapat sharing dengan orang tua lain, saling
menyemangati dan bahkan kita bisa dapat info atau tips-tips berkenaan dengan
anak berkebutuhan khusus kita. Contohnya komunitas autism, komunitas orang tua
dengan down syndrome, dll.
Nah untuk anak yang memang sulit
untuk mengejar akademik, biarkan anak sukses di bidang lain. Bidang lain
seperti seni atau olahraga, dll yang memang menjadi bakat dan potensi tersebut
dapat dikembangkan.
Salah satu komunitas yang akan
saya share di sini adalah komunitas olahrga untuk anak dengan hambatan
intelegensi (kalau ABK yang lain mau ikut latihan dipersilahkan kok). Komunitas
ini bernama SOINA (Special Olympic Indonesia). mereka sudah sering mengirimkan
atletnya untuk mengikuti kejuaraan Paralympics (Olympic untuk penyendang
disabilitas – internasional). Tidak jarang mereka membawa pulang emas lho –
prok..proo…proookk…. hebat kan mereka.
Mereka biasa berlatih di Veldrome – Rawamangun
– Jakarta Timur). Nih saya kasih link webnya.
Special Olympics Indonesia (SOIna)
Special Olympics didirikan
pertama kali pada tahun 1968 oleh Eunice Kennedy Shriver. Program Special
Olympics telah menyebar ke seluruh dunia dan memberdayakan banyak warga
Tunagrahita hingga menjadi manusia yang lebih produktif di dalam kehidupan
bermasyarakat. Hingga tahun 2009 Special Olympics International telah mendata
sebanyak 4 juta atlet Special Olympics yang tersebar di lebih dari 180 negara.
Special Olympics Indonesia atau SOIna adalah
satu-satunya organisasi di Indonesia yang mendapat akreditasi dari Special
Olympics International (SOI) untuk menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi
olahraga bagi warga Tunagrahita di Indonesia. Indonesia bergabung menjadi
anggota Special Olympics ke-79 pada 9 Agustus 1989. Hingga tahun 2011 SOIna
telah menjaring 55.000 atlet yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Pengurus
Pusat SOIna periode 2006-2014 diketuai oleh dr. Pudji Hastuti, Msc PH, dengan
Pembina Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Ibu Sri
Soemarsih Surjadi Soedirdja.
Visi & Misi
Visi :
Memberikan kesempatan bagi warga
Tunagrahita untuk menjadi orang yang berguna dan produktif serta
dapat diterima dan dihargai sebagai bagian dari masyarakat melalui
olahraga.
Misi :
Menyelenggarakan
pelatihan dan kompetisi olahraga sepanjang tahun bagi
wargaTunagrahita, memberikan kesempatan yang berkesinambungan untuk
membentuk fisik yang sehat, menunjukkan keberanian, merasakan
kebahagiaan dan memperlihatkan kemampuan, keahlian
dan persahabatan dengan keluarganya, atlet Special Olympics lainnya
dan masyarakat.
Program Utama SOIna adalah pelatihan dan kompetisi
olahraga sepanjang tahun. Ada 7 cabang olahraga yang dibina yaitu Atletik,
Bulutangkis, Tenis Meja, Sepak Bola, Bola Basket, Renang, dan Bocce. Kemudian,
SOIna juga mengadakan kompetisi olahraga yang bertingkat mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota (PORCAB), Provinsi (PORDA), Wilayah (PORWIL), dan Tingkat
Nasional (PORNAS).
Selain itu, SOIna juga memiliki beberapa program
pendukung seperti,
1. Healthy Athletes, yaitu kegiatan pemeriksaan
keehatan atlet, meliputi Kesehatan Mata, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan
Telinga, Fisioterapu, Kesehatan Kaki dan Tulang dan Pendidikan Kesehatan.
2. Special Olympics Get Into It, yaitu kurikulum
pendidikan yang dirancang untuk memperkenalkan Special Olympics dan Tunagrahita
kepada siswa/i sekolah untuk memotivasi mereka agar terlibat dalam gerakan
Special Olympics.
3. Athlete Leadership Program (ALPs), yaitu
pelatihan kepemimpinan bagi para atlet agar memiliki kesempatan untuk berkiprah
aktif seperti menjadi pengurus organisasi, official pertandingan, pelatih, juru
bicara, dll.
4. Unified Sports yaitu program yang membawa
kebersamaan antara warga Tunagrahita dan non-Tunagrahita dalam satu tim
pertandingan olahraga.
5. Family Support Network, yaitu program yang
ditujukan kepada keluarga Tunagrahita untuk bersama-sama terlibat dalam
kegiatan Special Olympics.
6. Youth
Activation Network atau Youth Leader Program, yaitu program yang
ditujukan bagi atlet-atlet Tunagrahita yang berusia di bawah 17 tahun untuk
disatukan dengan teman seusianya yang non atlet agar terjalin hubungan
persahabatan dan menghilangkan stigma negatif terhadap anak-anak Disabilitas
Intelektual.
7. R-word Campaign yaitu program kampanye
penghilangan kata “retardasi” atau “keterbelakangan mental” dari bahasa
sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar