Menyambung
dari postingan sebelumnya mengenai PP tentang ABK, nih gw mau nulis sedikit
tentang apa yang dimaksud tertera di PP tersebut. Gak usah banyak-banyak lah,
dikit aja. . . Takut salah banyak. . .
Di PP itu tertera siapa-siapa saja yang termasuk pada anak
berkebutuhan khusus, kurang dari empat belas lebih dari dua belas.
a. Tunanetra
Tunanetra, atau
bahasa bekennya visual impairment. Kalau bahasa di masyarakat mah jadinya orang
buta. Eittsszzz,,,,ada yang keliru sedikit tuh. Tunanetra bukanlah orang ‘buta
total’ (totally blind) saja, ada lagi yang merupakan bagian dari tunanetra,
yaitu ‘low vision’. Kenapa ya, asumsi masyarakat yang menguap bahwa tunanetra
adalah orang buta? Padahal prevalensi dari ‘totally blind’ hanya sekitar 10% dari populasi tunanetra (kalau gak salah). Yang
banyak adalah low vision, yaitu kondisi penglihatan yang setelah diobati atau
dikoreksi masih mengalami kelainan, kondisi ketajaman penglihatannya 6/18
(20/60) sampai persepsi cahaya, dan atau latar pandangnya < 100 .
Cepatlah periksa mata anda, mungkin saja mata anda baik-baik saja . .
.#heh
b.Tunarungu
Hearing
Impairment, jangan disebut budge ah, bahasa ndeso itu, katanya orang kota tapi
kok bahasanya ndeso... Tunarungu adalah kurangnya kemampuan pendengaran, yang
walaupun sudah menggunakan alat bantu tetap memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. Banyak tunarungu yang mengalami tunawicara. Kenapa ya? Coba bayangkan,
jika anda tidak pernah mendengar kalimat-kalimat sejak bayi, maka anda akan
kesulitan untuk mengeluarkan kalimat-kalimat tersebut. Tunarungu itu yang
bahasanya pake gerakan tangan itu ya? Maksudnya bahasa isyarat? Itu salah satu
bentuk komunikasinya.
c.Tunawicara
Menurut
gw sih, ini keadaan seseorang yang mengalami hambatan berbicara, sehingga
mengalami hambatan pula dalam komunikasinya sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Banyak tunawicara yang berdampingan dengan tunarungu seperti
yang gw tulis di atas. Kalau penyebab lain sih mungkin berhubungan dengan
organ-organ yang berkontribusi pada kegiatan wicara (#sotoy).
d.Tunagrahita
Tunagrahita,
Mental Retardation. Bahasa kasarnya (di masyarakat) adalah idiot. Haduuh..
masyarakat kita maunya sendiri ,menggunakan bahasa yang kurang baik didengar.
Tunagrahita adalah mereka yang memiliki IQ kurang dari 70. Pernah tidak anda
merasakan bahwa anda sulit sekali memahami suatu perkara di pelajaran tertentu.
Itu analoginya. Tapi, tidak melulu orang yang memiliki IQ di bawah normal tidak
bisa berbuat apa-apa. Kini telah banyak pelatihan yang membuat mereka dapat
memiliki talenta. Contohnya talenta di bidang olahraga, ada organisasinya lho
SOINA (Special Olympic Indonesia) benar gak ya,,buat lebih lengkapnya
lagi,Tanya aja ke mbah gugel.
e.Tunadaksa
Tunadaksa
adalah sebutan untuk gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi,
dan system persyarafan, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus. Hal utama yang dibutuhkan oleh tunadaksa
adalah kebutuhan dalam hal mobilitas. Banyak contoh-contoh penggunaan alat-alat
bantu, yang paling sering terekspose adalah kursi roda dan kruk. Menurut yang
gw dapet dari perkuliahan, tunadaksa terbagi jadi dua, yaitu kerusakan system
persyarafan (contohnya cerebral palsy, dan polio), yang satu lagi kerusakan
alat gerak tubuh (tulang, otot, sendi). Kalau yang berhubungan dengan kerusakan
system persyarafan, biasanya penyandang tunadaksa mengalami gangguan lainnya,
seperti gangguan komunikasi, dll.
f.Tunalaras
Tunalaras atau kalau di kuliah gw
biasa disebut GETL (#gatel?) gangguan emosi dan tingkah laku. Dari namanya aja udah jelas, mereka yang
memiliki gangguan emosi dan tingkah laku, mereka yang kurang dapat mengatur
emosi dan tingkah lakunya dengan benar (benar dalam arti sesuai dengan aturan
dengan yang berlaku di masyarakat umumnya). Menurut mereka, tingkah laku mereka
adalah benar (sesuai dengan yang berlaku di kalangan mereka), tetapi akan salah
karena tidak sesuai sesuai dengan yang berlaku di kalangan kkita (#kita?)
g.Berkesulitan Belajar
Kesulitan
belajar, beda lho sama hambatan belajar. Faktor penyebab dari hambatan belajar
berasal dari luar diri seseorang, kalau kesulitan belajar faktornya berasal
dari dalam diri seseorang, diindikasikan ada penyebab dari otak. Well, IQ anak
berkesulita belajar tidaklah berada di bawah rata-rata. Di sekolah dia banyak
disebut oleh gurunya sebagai anak bodoh karena biasanya nilainya banyak yang
dibawah KKM. Mereka bukanlah bodoh, tetapi banyak dari persepsi-persepsi mereka
yang keliru (menurut kita). Sering tertukar antara b dan d, + dan x, dll.
Jika
ada anak didik yang kesulitan belajar, bagaimana dengan para pendidik? Apakah
mereka ada yang mengalami kesulitan mengajar?
h.Lamban Belajar
Lamban belajar
lain hal lagi dengan kesulitan belajar. Slow learner biasanya memiliki IQ di
bawah 90 dan di atas 70. Ngambang ya? Kalau sekolah di sekolah umum, dia
bakalan tertinggal, kalau di sekolah khusus (SLB C) dia bakalan jadi anak
paling pintar. Di sini perlu ada kerja sama antara orang tua, guru, dan pihak
professional lainya agar saat dia bersekolah di sekolah umum dia dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak terlalu tertinggal oleh temannya.
i.Autis
Autis, kata ini
sudah semakin popular lho di kalangan masyarakat. Tapi banyak pihak yang
menyalahgunakan kata ini sebagai lelucon maupun sindiran-sindiran beranalogi.
Gw pernah baca artikel di salah satu blog tentang autis. Ada artikel tentang
penyalahgunaan kata autis di masyarakat, contohnya menyebutkan autis pada
keadaan saat dia keranjingan BB tanpa memperdulikan keadaan sekitar (gitu kalau
gak salah). Apapun itu lah…
Sebenarnya apa sih
autis? Yang gw tangkep sih, inti dari autis adalah jika ditemukan trias yaitu
gangguan komunikasi, gangguan interaksi social, dan gangguan sensori
integritas. Jika salah satu atau salah dua aja nggak bisa dikatakan autis.
Kalau dia Cuma gangguan komunikasi aja mungkin dia tunarungu, kalau gangguan
interaksi social, mungkin aja dia tunalaras (GETL), kalau dia cuma gangguan
sensori mungkin juga dia GETL. So, jangan cepat-cepat menyimpulkan. Karena
banyak orangtua yang lebih “senang” anaknya diklaim menjadi anak autis
ketimbang anak tunagrahita (Rohmah said). Kenapa? Masih banyak anggapan bahwa anak autis
memiliki IQ di atas rata-rata, pada kenyataannya hanya sekitar 10 % yang demikian (kalau gak salah, lagi) biasanya
adalah autis asperger. Banyak tempat-tempat terapi berdiri dengan iklan
terpampang terapi autis yang paling tepat dan berbagai iklan lainnya. Tak ada
terapi yang tepat berlaku bagi anak autis, karena setiap anak autis
berbeda-beda (berbagai symptom, mulai dari yang autisnya sedikit sampai yang
buanyak).
k.Memiliki
gangguan motorik
Menurut gw,
gangguan motorik ya sama aja sama tunadaksa, jadi gw males ngetik lagi, baca
aja lagi yang ada di atas, hhee…
l.Menjadi korban penyalahgunaan narkotika,
obat terlarang, dan zat adiktif lain
Gw sendiri rada
bingung sama yang satu ini, kenapa dimasukin ke anak berkebutuhan khusus ya?
Menurut gw, mereka yang menjadi ‘korban’ narkoba dkk adalah mereka yang dapat
dimasukkan ke kategori anak gangguan emosi dan tingkah laku alias tunalaras.
Gitu bukan ya? Kayaknya sih,,hhheeee
m.Memiliki kelainan lain
Kelainan apa,
yang dimaksud sama nih peraturan ya? Oiya, kelainan pada kesehatan kok gak ada
ya? Kalau anak-anak yang berada di bangsal anak yang mengalami gangguan
kesehatan seperti yang sedang menderita kanker gimana? Mereka kan juga butuh
pendidikan, dan untuk pendidikannya kan gak mungkin ke sekolah umum, mereka kan
butuh layanan pendidikan khusus, kok gak dimasukin dalam kategori anak
kebutuhan khusus ya?
n.Tunaganda
Ganda? Berarti
cuma dua ketunaan dong? Aneh ya buat sebutannya? (Indonesia mana ada yang gak
koplak). Multiple disabilities (gitu bukan ya). Pokoknya keadaan seseorang yang
mengalami lebih dari satu kelainan. Nyebutnya gimana? Kalau di Indonesia ya
tergantung anak tersebut sekolahnya dimana? Contohnya kalau dia tunarungu dan
tunagrahita deh, ya kalau dia sekolah di SLB B disebutnya tunarungu dengan
tunagrahita, kalau dia di SLB C, ya dia tunagrahita dengan tunarungu..
lucunya negeri
ini. .
Apapun itu sebutannya, kondisi yang
paling sulit adalah ketika ada kolaborasi antara tunarungu dan tunanetra.
Bayangkan betapa sulitnya dia. Tapi ada lho contohnya yang bisa sukses di
hidupnya, yaitu Hellen Keller. Mau tahu kisahnya? Baca aja bukunya, banyak kok
di toko buku (kalau gak mau beli ya pinjem aja sama siapa kek, hhee).
#NB:
Semua yang gw ketik di atas cuma sebagian kecil dari pembahasan tentang dunia
anak berkebutuhan khusus. Kalau mau tahu lebih banyak lagi, silahkan masuk ke
jurusan Pendidikan Luar Biasa. (#kalau gak mau?) (harus mau, hhhaaa) ya mampir
aja lagi ke sini…hhheee
0 komentar:
Posting Komentar