I Am The Child ~ Akulah Anak Itu

Assalamu'alaikum..
Selamat pagi..
Di bawah ini bukanlah hasil tulisan saya, tetapi ini adalah kutipan dari salah satu buku (novel) tentang anak berkebutuhan khusus. Elia yang "menemukan" buku ini di perpustakaan UNJ saat kami dalam proses penyelesaian tugas akhir S1. 
Membacanya seakan bercermin, sebagai seorang yang dipanggil sebagai guru, ternyata para muridlah yang sebenarnya  mengajari kita. Ternyata merekalah yang lebih mengenali siapa kita. Ternyata merekalah yang "menerima" kita di hidupnya. Ternyata merekalah yang mampu memberi penilaian yang paling baik untuk guru.
yuk ah,, bercermin. Sudah sejauh mana kita memahami mereka?


Pengarang tidak dikenal, dicetak ulang dengan izin dari international rett syndrome association newsletter
Akulah anak itu
Akulah anak yang tak bisa bicara itu. kau sering kasihan padaku, kulihat dimatamu. Kau bertanya-tanya berapa banyak aku mengetahui……. Aku juga bisa melihatnya. Aku mengetahui banyak hal, apakah kau gembira atau sedih atau ketakutan, sabar atau tidak, penuh kasih dan hasrat untuk menolongku atau hanya melaksanakan tugasmu padaku. Aku heran pada frustasimu, karena tahu aku lebih frustasi, sebab aku tak bisa mengungkapkan pendapat atau kebutuhanku seperti dirimu. Kau tidak bisa paham mengapa aku bisa menyendiri, berkali-kali bahkan terlalu menyendiri. Aku tidak menghadiahimu dengan percakapan pintar, kata-kata lucu yang membuatmu tertawa dan bisa diceritakan pada orang lain. Aku tidak memberimu jawaban pada pertanyaanmu setiap hari, menanggapi pertanyaanmu tentang kesehatanku, atau komentar tentang dunia di sekitarku. Aku tidak memberimu penghargaan selayaknya yang ditetapkan standar dunia, langkah besar dalam perkembangan yang bisa membuatmu bangga. Aku tidak memberimu pengertian yang kau ketahui.
Yang kuberi padamu justru begitu jauh lebih berharga. Kuberi kau peluang. Peluang untuk menemukan karaktermu, bukan karakterku, kedalaman hidupmu, komitmenmu, kesabaranmu, kemampuanmu, kesempatan untuk mengeksplorasi semangatmu lebih mendalam dari yang dapat kau bayangkan. Aku mendorongmu lebih jauh dari yang pernah kau jalani sendiri, bekerja lebih keras, mencari jawaban atas banyak pertanyaanmu, menciptakan pertanyaan tanpa jawaban. Akulah si anak yang tak bisa bicara.
Akulah si anak yang tak bisa berjalan. Dunia seringkali seperti mengabaikan aku. Kau lihat kerinduan di mataku untuk keluar dari kursi ini, untuk berlari, dan bermain seperti anak-anak lain. Ada banyak yang harus kau terima seperti apa adanya. Aku ingin mengambil mainan-mainan di atas rak itu, aku ingin pipis, oh… , garpuku jatuh lagi. Aku bergantung padamu untuk hal-hal ini. Hadiahku padamu adalah membuatmu sadar akan nasib baikmu, punggung dan kakimu yang sehat, kemampuanmu melakukan segalanya sendiri. Kadang orang tampaknya tidak memperhatikan aku, tapi aku selalu memperhatikan mereka. Aku tidak terlalu merasa iri dibandingkan hasratku, hasrat untuk berdiri tegak, menempatkan satu kaki di depan kaki yang lain, untuk mandiri. Aku memberimu kesadaran. Akulah si anak yang tak bisa berjalan.
Akulah si anak yang secara mental terganggu. Aku tak bisa belajar dengan mudah, jika kau menilaiku dengan tongkat ukuran dunia. Aku Cuma tahu sukacita tak terbatas dalam hal-hal sederhana. Aku tidak disusahkan, seperti yang kau alami, dengan perselisihan dan konflik dari hidup yang lebih rumit. Hadiahku untukmu adalah memberimu kebebasan untuk menikmati segala sesuatu sebagai seorang anak, mengajarimu betapa berarti tanganmu yang merangkul aku, memberimu cinta. Aku memberimu hadiah kesederhanaan. Akulah si anak yang secara mental terganggu.
Akulah si anak yang disable. Akulah gurumu. Jika kau perbolehkan, aku akan mengajarimu apa yang benar-benar penting dalam kehidupan. Aku akan memberimu dan mengajarimu cinta yang tanpa syarat. Aku memberimu dengan kepercayaanku yang polos, ketergantungan padamu. Aku mengajarimu menghargai orang lain dan keunikan mereka. Aku mengajarimu kesucian hidup. Aku mengajarimu tentang betapa hidup ini amat berharga dan tentang jangan menganggap segalanya selalu pasti. Aku mengajarimu hal melupakan kebutuhanmu, keinginanmu, dan impianmu sendiri. Aku mengajarimu hal memberi di atas semuanya itu, aku mengajarimu harapan dan iman akulah si anak disable itu.
Bonus gambar cover bukunya. Barangkali ada yang ingin membaca, atau ingin membelikan saya buku ini? boleh...



0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger