Persahabatan Bersyarat



Apa yang menyebabkan anda memiliki seseorang (beberapa) yang dekat dengan anda, bukan seorang pacar tentunya (kan tadi dibilangnya beberapa), melainkan sebagai sahabat? Apa arti sahabat yang sesungguhnya? 
                Persahabatan terwujud karena adanya rasa klop dengan orang lain. Ketulusan dalam persahabatan, itulah niatan indah yang mengawalinya. Persahabatan yang tak mengenal kata akhir.
                Tapi apakah persahabatan bersyarat? Adakah hal tersebut? Entahlah, tapi menurutku yang bersyarat, tidaklah tulus dari hati kecil. Jika persahabatan bersayarat, apabila hal syarat itu lenyap, sirnalah pula persahabatan. Persahabatan tidaklah sama dengan perpacaran. Keduanya menginginkan tiada kata akhir, tapi realitasnya? Banyak perpacaran kandas begitu cepat, dan jika kandasnya karena hal-hal yang akhirnya menyakitkan, maka yang timbul adalah kebencian.
                Pernah kupertanyakan kepada orang-orang yang telah ku anggap sebagai sahabat (entah mereka menganggapku apa).
                “menurut kalian, persahabatan itu bersyarat ga?”
                “kalo emang persahabatan bersyarat, contohnya gini ya ni, elo boleh jadi temen gue kalo elo mau beliin bakwan tiap hari?”
                “ngapain ni punya sahabat yang kayak gitu, mending gak usah. Maksa banget mau sahabatan.”
                Persahabatan yang berlandaskan materi itu mah. Persahabatan yang karena ini, karena itu. Karena keelokan fisik, jadi gue bisa tenar. Karena kecerdasan otak, jadi gue bisa nyontek sama dia kalau ada tugas. Karena kelimpahan materi orang tua, jadi gue bisa ditraktir tiap hari. Enak deh. . . . .
                Persahabatan yang tulus niatnya, yang mau menerima sahabatnya baik dan buruknya, yang tidak mengharuskan begini dan begitu, yang tidak karena ini itu, memanglah bukan hal yang mudah untuk diwujudkan. Seperti lagunya Nidji :
                “tak mudah untuk kita hadapi perbedaan yang berarti”
                “tak mudah untuk kita lewati rintangan silih berganti”
                . . . . .
                Aku bukanlah ahli persahabatan, aku hanyalah manusia tak sempurna yang banyak melakukan kesalahan, khususnya dalam hal ini di bidang persahabatan. Aku bukanlah sahabat yang baik, tetapi aku mencoba mengawali persahabatan dengan kepolosan sikap tulus apa adanya tanpa memusatkan niat pada keuntungan tertentu. Seiring waktu aku selalu belajar memperbaiki sifat persahabatanku. Mencoba memahamimu, menerima semua kelebihan dan kekuranganmu.
“maaf karena semua kekuranganku,termasuk segala kekonyolannya”
“terima kasih atas semua kelebihanmu karena mau menerima diriku atas semua kekuranganku”
For All My Friendship

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger