Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada
anggota gerak [tulang, sendi, otot]. Mereka mengalami gangguan gerak karena
kelayuan otot, atau gangguan fungsi syaraf otak (disebut Cerebral Palsy/CP].
Pengertian
anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya.
Dari segi fungsi fisik, tunadaksa
diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatanya terganggu sehingga
mengalami kelainan di dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program
dan layanan pendidikan khusus.
Peristilahan dalam kelumpuhan dibagi menurut daerah kelumpuhannya.
Kelumpuhan sebelah badan disebut hemiparalise, kelumpuhan kedua anggota gerak
bawah disebut paraparalise.
Ciri-ciri anak
tunadaksa dapat di lukiskan sebagai berikut:
·
Jari
tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,
·
Terdapat
bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,
·
Kesulitan
dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali, bergetar)
·
Terdapat
cacat pada anggota gerak,
·
Anggota
gerak layu, kaku, lemah/lumpuh,
Kebutuhan
Pembelajaran Anak Tunadaksa
Guru
sebelum memberikan pelayanan dan pembelajaran bagi anak tundaksa harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Segi
kesehatan anak
Apakah ia
memililki kelainan khusus seperti kencing manis atau pernah dioperasi, kalau
digerakkan sakit sendinya, dan masalah lain seperti harus meminum obat dan
sebagainya
·
Kemampuan
gerak dan mobilitas
Apakah anak ke
sekolah menggunakan transportasi khusus, alat bantu gerak, dan sebagainya. Hal
ini berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan.
·
Kemampuan
komunikasi
Apakah ada
kelainan dalam berkomunikasi, dan alat komunikasi yang akan digunakan (lisan,
tulisan, isyarat) dan sebagainya.
·
Kemampuan
dalam merawat diri
Apakah anak
dapat melakukan perawatan diri dalam aktivitas sehari-hari atau tidak.
Misalnya; dalam berpakaian, makan, mandi dll.
·
Posisi
Bagaimana
posisi anak tersebut pada waktu menggunakan alat bantu, duduk pada saat
menerima pelajaran, waktu istirahat, di kamar kecil (toilet), saat makan dan
sebagainya. Sehinga physical therapis sangat diperlukan.
Sumber : Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. 2007 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Mandikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
0 komentar:
Posting Komentar