Tunarungu



A. Definisi dan Klasifikasi Tunarungu
Ketunarunguan adalah keadaan kehilangan pendengaran yang meliputi seluruh gradasi baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
#dengan menggunakan alat bantu dengar ataupun operasi cochlea, bukan berarti anak tunarungu sekonyong-konyong bisa berbahasa seperti anak pada umumnya, jika tidak diberikan pelayanan pendidikan khusus.   

1.Tunarungu berdasarkan kehilangan daya dengarnya dibagi menjadi:
·      Kurang Dengar (< 90 dB)
-Ringan       : Kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-
45 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
-Sedang      : Kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 46-
70 dB (desibel). Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
-Berat          : Kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 71-
90 dB (desibel). Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
·      Tuli (> 90 dB)
Kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 90 dB atau lebih keras. Percakapan normal tidak mungkin baginya, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangat bergantung pada komunikasi visual.

2.Tunarungu berdasarkan tempat terjadinya kerusakan pendengaran dibagi menjadi:
·      Tunarungu Konduktif / hantaran (Telinga luar / tengah)
Ketunarunguan tipe ini terjadi karena beberapa organ yang berfungsi sebagai penghantar suara di telinga bagian luar, seperti liang telinga, selaput gendang, serta ketiga tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes) yang terdapat ditelinga bagian dalam dan dinding-dinding labirin mengalami gangguan.
·      Tunarungu Perseptif / sensoneura (Telinga dalam / cochlea)
Ketunarunguan tipe perspektif disebabkan terganggunya organ-organ pendengaran yang terdapat di belahan telinga bagian dalam. Hal ini terjadi jika getaran suara yang diterima oleh telinga bagian dalam (terdiri dari rumah siput, serabut saraf pendengaran, corti) yang mengubah rangsang mekanis menjadi rangsang elektris, tidak dapat diteruskan ke pusat pendengaran di otak.  Oleh karena itu, tunarungu tipe ini disebut juga tunarungu saraf (saraf yang berfungsi untuk mempersepsi bunyi dan suara)

3.Tunarungu berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi:
·      Factor keturunan
·      Kelahiran dengan resiko tinggi
Kelahiran premature, kurang oksigen, berat badan kurang, hyperbilirubinemia, dll
·      Karena penyakit
TORCHS : Toksoplasma, Rubela, Chitomegalovirus, Herpes, dan Sypilis

4.Tunarungu berdasarkan umur saat kehilangan pendengaran dibagi menjadi:
·      Tunarungu Prelingual : Pada usia < 2 tahun, sebelum berbahasa. #penyandang
·      Tunarungu Postlingual : Pada usia >  3 tahun, sesudah berbahasa #penderita

B. Akibat Ketunarunguan
Akibat ketunarunguan, Anak tunarungu Tidak Menguasai Bahasa :
-Tidak mengenal lambang bahasa yang digunakan lingkungan (tidak mengerti kode/nama-nama guna mewakili benda, peristiwa, kegiatan, dan perasaan)
-Tidak memehami aturan/system bahasa yang berlaku di lingkungan
Tidak menguasai media komunikasi dalam bahasa tersebut yaitu tidak bisa bicara/menyimak, belum bisa menulis/membaca (cara komunikasi bahasa yang lazim)

C. Karakteristik Anak Tunarungu
·      Miskin dalam kosakata
·      Terganggu bicaranya
·      Dalam berbahasa dipengaruhi emotional/visual order
·      Cenderung pemata
·      Bahasa merupakan hasil interaksi mereka dengan hal-hal yang konkrit
·      Sifat egosentris lebih besar dari anak dengar
·      Impulsive
·      Sifat kaku (rigidity)
·      Sifat lekas marah dan mudah tersinggung
·      Memiliki perasaan ragu-ragu
·      Memiliki sifat polos
·      Sering berada dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa



Sumber:
·         Bahan Kuliah Pak Bambang Nugroho
·          www.permanarian16.blogspot.com
 

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger